Kamis, 01 Oktober 2015

Tipe-tipe Budaya Politik

Gabriel Al Almond dan Sidney Verba mengklasifikan tipe-tipe budaya politik berdasarkan orientasi warga negara terhdap politik dan pemerintahan negaranya, yang meliputi sistem sebagai objek umum, objek input, objek output, dan pribadi sebagai partisipan aktif.

Almond mengklasifikasikan tipe budaya politik menjadi tiga kelompok:

1. Budaya Politik Parokial terjadi jika frekuensi orientasi warga negara terhadap keemoat objek politik khusus seperti di atas mendekati nol. Artinya, orientasi politik terhadap peran-peran anggota masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan peran sosial dan religius. Mereka tidak memiliki harapan apapun untuk terjadinya perubahan pada sistem politik yang ada di dalam negaranya.

2. Budaya Politik Subjek terjadi jika terdapat frekuensi orientasi yang tinggi terhadap sistem politik yang diferensiatif dan aspek output dari sistem itu. Namun, frekuensi orientasi terhadap objek-objek input berlaku secara khusus dan terhadap pribadi sebagai partisipan aktif, mendekati nol. Artinya, warga negara menyadari akan adanya otoritas pemerintahan. Mereka mungkin menunjukkan kebangaannya terhadap sistem atau mungkin tidak menyukai. Mereka pun menilai keabsahan atau sebaliknya. Secara umum, hubungannya terhadap sistem dan output administratif merupakan hubungan yang besifat pasif, walaupun ada bentuk kompetensi terbatas yang tersedia di dalam kebudayaan subjek.

3. Budaya Politik Partisipan adalah suatu kultur dimana anggota-anggota masyarakat cenderung diorientasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan terhadap struktur dan proses politik serta administratif. Mereka cenderung diarahkan kepada peranan pribadi sebagau aktivis masyarakat, sekalipun perasaan dan evaluasi mereka terhadap peranan yang demikian bisa bersifat menerima atau menolak.

Seperti halnya Almond, Mochtar Mas'oed dan Colin Mac Andrews juga mengelompokkan tiga budaya politik warga negara menjadi:

1.Budaya Politik Parokial ditandai oleh adanya orang-orang yang sama sekali tidak menyadari atau mengabaikan adanya pemerintahan dan politik. Biasanya terhadap pada masyarakat pra-industri.

2. Budaya Politik Subjek ditandai oleh ciri-ciri orientasi warga negara yang secara pasif patuh pada pejabat-pejabat pemerintahan dan undang-undang, tetapi tidak melibatkan diri dalam politik. Biasanya terdapat pada masyarakat dengan sistem otoriter.

3. Budaya Politik Partisipan ditandai oleh adanya orientasi warga negara yang melibatkan diri dalam kegiatan politik sangat tinggi, seperti dalam pemungutan suara dan memperoleh informasi cukup banyak tentang kehidupan politik. Biasanya karakteristik yang seperti ini terdapat pada masyarakat demokrasi industrial.

Mochtar Mas'oed dan Colin Mac Andrews mengklasifikasikan budaya politik warga negara berdasarkan tinggi rendahnya segi-segi kebudayaan politik masyarakat, meliputi perasaan identitas nasional, kesadaran kelas, motivasi untuk beprestasi, keyakinan akan kebebasan, keyakinan akan persamaan, efetivitas politik, dan kepercayaan akan pemerintahan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar